PT Astra International Tbk, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri otomotif dengan kode saham ASII ini menjalin kerja sama dengan perusahaan infrastruktur digital asal Amerika Serikat Equinix, Inc dalam membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) di bidang pengelolaan data center.
Pembentukan usaha patungan ini bertujuan untuk mengembangkan infrastruktur digital yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam negeri dan multinasional dalam mempercepat transformasi digital di Indonesia.
Selain itu, usaha patungan ini dinilai juga akan membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengembangkan kapabilitas digitalnya dengan memanfaatkan teknologi baru seperti hybrid multi cloud, 5G, internet of things (IoT), dan kecerdasan buatan (artificial intelligence).
Dalam pembentukannya, Equinix menggenggam porsi kepemilikan saham sebesar 75 persen dan sisanya dengan porsi kepemilikan saham sekitar 25 persen dikuasai oleh ASII.
Rencananya untuk tahap awal, perusahaan patungan tersebut nantinya akan mengoperasikan dan mengembangkan sebuah pusat data (data center) International Business Exchange (IBX) di Jakarta bernama JK1.
Sebagaimana diketahui pusat data di Jakarta JK1 merupakan ekspansi terbaru Equinix yang dibangun pada Oktober 2022. Adapun nilai investasi Equinix di pusat data anyar ini diperkirakan mencapai US$74 juta atau sekitar Rp1,11 triliun.
Data center IBX JK1 yang terdiri dari delapan lantai rencananya akan mulai beroperasi pada semester II/2024 dan diharapkan dapat menyediakan lebih dari 1.600 kabinet dan ruang colocation seluas lebih dari 5.300 meter persegi setelah sepenuhnya terbangun.
Rencananya JK1 akan mengusungkan konsep sustainability dalam desainnya dengan memanfaatkan teknologi inovatif seperti cooling array Equinix untuk mendukung target komersial dan lingkungan perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Melalui penyediaan data center tersebut, Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro berharap bisa membantu para pelaku bisnis digital sekaligus memperkuat infrastruktur pusat data sehingga Indonesia menjadi kawasan co-location data center yang diperhitungkan di Asia Tenggara ke depannya.
Indonesia diharapkan dapat menjadi pasar colocation Asean terbesar pada tahun 2027 seiring dengan permintaan ritel yang signifikan untuk colocation dan meningkatnya aktivitas hyperscale.
Pasar colocation Indonesia diperkirakan bernilai US$1,2 miliar pada tahun 2027 mendatang. Adapun keberadaan bisnis co-location data center ini dapat menjadi rekanan bagi para penyelenggara bisnis komputasi awan terkemuka seperti Amazon Web Services, Microsoft Azure, Alibaba Cloud, dan Google Cloud yang telah meluncurkan layanan pusat data regional di Indonesia.