PT Adhi Karya (Persero) Tbk, salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konstruksi dengan kode saham ADHI ini membukukan pendapatan usaha sebesar Rp6,35 triliun di sepanjang semester I/2023.
Realisasi pendapatan usaha ini meningkat sebesar 0,45 persen dari capaian pendapatan ADHI pada periode sama di tahun lalu (semester I/2022) yang tercatat hanya sebesar Rp6,32 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan per 30 Juni 2023, pendapatan usaha ADHI tersebut diperoleh dari segmen investasi dan konsesi yang meningkat sebesar 45,82 persen secara tahunan hingga mencapai Rp398,62 miliar dari yang sebelumnya sebesar Rp273,36 miliar.
Kemudian pendapatan usaha ini juga bersumber dari segmen lainnya yakni segmen manufaktur dengan kontribusi senilai Rp454,96 miliar atau tumbuh sebesar 21,05 persen secara tahunan (YoY), segmen properti dan pelayanan dengan kontribusi senilai Rp303,53 miliar atau naik sebesar 25,88 persen secara tahunan dan segmen teknik dan konstruksi dengan kontribusi senilai Rp5,19 triliun atau turun sebesar 1,33 persen secara tahunan pada semester I/2023
Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan, ADHI juga mencatatkan penyusutan beban pokok pendapatan sebesar 1,32 persen secara tahunan menjadi Rp5,7 triliun.
Penyusutan ini diikuti pula dengan penurunan laba kotor yang diakumulasikan pada paruh pertama tahun ini. Adapun laba kotor tersebut mengalami penurunan sebesar 6,58 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp653,32 miliar dari yang sebelumnya sebesar Rp699,3 miliar pada semester I/2022 lalu.
Selain mencatatkan pertumbuhan pendapatan, ADHI rupanya juga mencatatkan pertumbuhan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga mencapai sebesar Rp12,41 miliar atau meningkat sebesar 21,31 persen dibandingkan capaian di semester I/2022 lalu yang tercatat hanya sebesar Rp10,23 miliar.
Sebagai informasi, Adhi Karya adalah sebuah perusahaan Indonesia yang bergerak dalam jasa konstruksi, pembangunan infrastruktur, properti, real estate dan EPC (engineering, procurement & construction).
Proyek-proyek infrastruktur garapannya mencakup jalan, jembatan, saluran irigasi, pembangkit listrik dan pelabuhan. sementara proyek-proyek konstruksi bangunannya mencakup gedung pencakar langit, hotel, rumah sakit dan sekolah.
Dari sisi perolehan kontrak pada paruh pertama tahun ini, ADHI diketahui meraup kontrak baru senilai Rp14 triliun atau melonjak sebesar 20 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang tercatat hanya sebesar Rp11, triliun.
Beberapa kontrak baru yang diperolehnya tersebut meliputi proyek perkeretaapian North-South Commuter Railway CP S-01 di Filipina, Bendungan Cibeet di Jawa Barat, dan Jalan Tol Akses Patimban.
Adapun kontribusi dalam perolehan kontrak baru ini didominasi oleh lini engineering & construction sebesar 92 persen, properti sebesar 3 persen, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.