Amman Mineral International Tbk. (AMMN) menyampaikan perkembangan terkini soal progres pembangunan smelter hingga bandara.
Manajemen Amman Mineral mengungkapkan smelter yang dibangun AMMN dengan nilai investasi sebesar US$1,1 miliar ini diperkirakan akan beroperasi di akhir Agustus atau di awal September pada tahun ini.
Untuk fase awal hingga Desember 2024, smelter ini masih belum akan mencapai kapasitas produksi sepenuhnya yang sebesar 900.000 tpa.
Presiden Direktur Amman Mineral Nusa Tenggara Rachmat Makkasau menjelaskan bahwa jumlah 900.000 tpa atau kapasitas produksi penuh menurutnya baru akan terpasang pada Januari 2025.
Seperti diketahui, smelter ini rencananya akan memiliki input produksi sebesar 900.000 tpa, dengan output berupa katoda sebesar 220.000 tpa dan 830.000 asam sulfat.
Untuk mengoptimalkan kapasitas pabrik, AMMN akan melakukan impor tembaga dari luar negeri apabila tidak dapat memproduksi tembaga.
Selain membangun smelter, AMMN melalui anak usaha PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) juga membangun bandara di Kecamatan Poto Tano, Sumbawa Barat.
Pembangunan bandara dengan nilai investasi mencapai Rp400 miliar tersebut bertujuan untuk memajukan ekonomi di sekitar tambang.
Adapun untuk fase pertama, bandara ini akan dapat menampung pesawat perintis seperti ATR-72 sebelum akhirnya kemudian disiapkan untuk menampung pesawat berbadan besar seperti Boeing 737.
Luas bandar udara ini direncanakan mencapai 72,2 hektare (ha) dengan panjang lintasan mencapai 1.500 meter. Kapasitas bandara ini dapat menampung sekitar 209 penerbangan, 30.000 penumpang, dan 250 ton kargo setiap tahunnya.
Vice President of Corporate Communication AMMN Kartika Octaviana menjelaskan apabila telah rampung, bandara ini nantinya akan dikelola oleh anak usaha AMMN, PT Amman Aviasi Indonesia.