Emiten tambang nikel, PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) telah merealisasikan anggaran belanja modal (capex) sebesar US$118,4 juta atau sekitar Rp1,88 triliun (asumsi kurs Rp15.919 per dolar AS) di sepanjang semester I/2024.
Head of Corporate Communications INCO Vanda Kusumaningrum menyebut serapan belanja modal pada paruh pertama tahun 2024 ini baru mewakili sebesar 31% dari total capex yang dicanangkan untuk tahun 2024 yakni sebesar Rp6,04 triliun.
Seperti diketahui, sebagaimana informasi yang dikutip dari laman bisnis.com diinformasikan bahwa INCO menargetkan belanja untuk capex sampai akhir tahun ini bisa mencapai sekitar US$380 juta atau sekitar Rp6,04 triliun.
Tak hanya di semester I/2024, INCO juga berencana akan menyerap anggaran belanja modal atau capex untuk proyek pertumbuhannya di Morowali dan Pomalaa pada paruh kedua tahun ini.
Kemudian perseroan juga akan tetap meningkatkan produktivitas sembari meningkatkan efisiensi di sejumlah pos ongkos produksi sehingga biaya tunai per unit tetap kompetitif dan menghasilkan margin yang sehat secara berkelanjutan.
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2024 yang dipublikasikan, INCO membukukan laba bersih US$37,28 juta atau setara Rp611,26 miliar di sepanjang semester I/2024 (kurs jisdor Rp16.394).
Pencapaian tersebut terpantau menurun sebesar 82,05% jika dibandingkan dengan capaian laba bersih yang diraihnya pada periode yang sama tahun lalu (Semester I/2023) yakni sebesar US$207,80 juta.
Seiring dengan meningkatnya laba bersih, INCO justru mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 27,34% dari yang sebelumnya sebesar US$658,96 juta per akhir Juni 2023 menjadi US$478,75 juta atau setara Rp7,84 triliun di semester I/2024.
Di tengah penurunan pendapatan, INCO menekan beban pokok pendapatan dari yang sebelumnya sebesar US$438,49 juta pada semester I/2023 menjadi US$417,16 juta pada akhir Juni 2024. Alhasil, perseroan membukukan laba kotor mencapai US$61,58 juta.
Selain melaporkan kinerja keuangan, Vanda juga memastikan INCO tetap menargetkan produksi sekitar 70.800 metrik ton nikel dalam matte sampai akhir tahun ini.
Adapun, INCO mencatatkan produksi nikel dalam matte sebesar 34.774 ton di sepanjang semester I/2024. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan produksi di semester I/2023 yang banyak sebesar 33.691 ton.
Sejalan dengan kenaikan produksi, penjualan nikel matte juga naik dari 33.221 ton pada semester I/2023 menjadi 35.680 per akhir Juni 2024.
Equity Analyst OCBC Sekuritas Devi Harjoto berharap INCO tetap dapat menekan ongkos produksi di bawah US$10.000 per ton untuk menjaga kinerja efisiensi.