Pemimpin ritel perlengkapan rumah tangga terbesar di Indonesia, PT Daya Intiguna Yasa Tbk atau dikenal dengan brand MR.DIY ini akan segera mencatatkan (listing) saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 19 Desember 2024.
Calon emiten berkode saham MDIY akan menjadi perusahaan tercatat ke – 41 di BEI pada tahun ini atau 2024.
Sebelumnya, MDIY telah menyelesaikan tahap masa penawaran awal (book building) yang merupakan salah satu rangkaian menuju pelaksanaan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Melalui proses book building yang berlangsung dari 25 November – 3 Desember 2024 tersebut, MDIY menunjukkan kemantapan langkahnya untuk melantai di pasar modal Tanah Air dengan menawarkan harga IPO di kisaran Rp1.650 hingga Rp1.870 per saham.
Kemudian, MDIY juga bahkan telah sukses menyelesaikan tahap masa penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) dengan harga final sebesar Rp 1.650 sebagaimana informasi yang dilansir dari laman Electronic Indonesia Public Offering atau e-IPO.
Adapun selama berlangsungnya masa penawaran umum saham perdananya tersebut, MDIY diketahui telah melepas sebanyak 2.519.039.400 (dua miliar lima ratus sembilan belas juta tiga puluh sembilan ribu empat ratus) saham biasa atau setara 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan nilai nominal Rp25 per saham.’
Saham – saham yang ditawarkan dari IPO MR DIY (MDIY) ini terdiri dari 2.267.135.400 saham milik Azara Alpina Sdn Bhd dan 251.904.000 saham baru perseroan.
Dengan jumlah saham dan harga yang ditawarkan, MDIY berpotensi meraup dana segar dari IPO sebesar Rp4,15 triliun hingga mencapai Rp4,71 triliun.
Nilai keseluruhan IPO sejumlah Rp 4,15 triliun tersebut terbagi atas Rp 415,64 miliar dari penawaran umum atas saham baru dan Rp 3,74 triliun dari penawaran umum atas pemegang saham penjual.
Dalam proses IPO, MDIY menunjuk PT CIMB Niaga Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas Sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek Penawaran Umum Perdana (IPO/Initial Public Offering).
Setelah melangsungkan IPO, manajemen perseroan berkomitmen untuk membagikan dividen kepada seluruh pemegang saham perseroan mulai tahun buku 2025 dan seterusnya setidaknya paling sedikit 40% dari laba bersih setelah pajak.
Berdasarkan informasi yang dikutip dari laman resmi MDIY, Langkah Initial Public Offering (IPO) yang digelarnya ini merupakan langkah strategis perusahaan untuk mempercepat ekspansi dan memperkokoh posisinya sebagai pemimpin di industri ritel berbasis non-grocery.
Sekaligus menjadi tonggak sejarah penting dalam perjalanan MR.DIY. sejak memasuki pasar Indonesia pada tahun 2017.
Hal ini sejalan dengan visinya yang terus memperluas jangkauan agar dapat melayani lebih banyak pelanggan di seluruh Indonesia dengan menghadirkan produk berkualitas dengan nilai terbaik yang terjangkau untuk semua kalangan.
Dengan langkah ini, MR.DIY. optimis akan terus menjadi mitra yang dapat diandalkan bagi pelanggan, masyarakat, dan pemegang saham
Sebagai informasi, PT Daya Intiguna Yasa Tbk atau MR.DIY merupakan perusahaan ritel perlengkapan rumah terbesar di Indonesia yang mulai dibuka pada tahun 2017. Dan hingga saat ini, MDIY telah beroperasi di 37 dari 38 provinsi di seluruh wilayah di Indonesia.
Pemegang saham Daya Intiguna Yasa (MDIY) atau MR DIY saat ini terdiri dari Azara Alpina Sdn Bhd dengan kepemilikan saham sebesar 95,67%, Darwin Cyril Noerhadi dengan kepemilikan saham sebesar 2,30%, Agave Salmiana Sdn Bhd dengan kepemilikan saham sebesar 1,27%, Loh Kok Leong dengan kepemilikan saham sebesar 0,23%, Edwin Cheah Yew Hong dengan kepemilikan saham sebesar 0,20%, dan Indosam Pte Ltd dengan kepemilikan saham sebesar 0,33%.
Dalam 2 tahun terakhir, MR DIY telah membuka hampir 500 jaringan toko baru di seluruh Indonesia sehingga menjadikan merek ini memiliki total lebih dari 900 toko dari Sabang sampai Merauke.
Peningkatan jumlah gerai tersebut membuat pendapatan MDIY hingga Juni 2024 mencapai Rp 3,2 triliun atau melesat 92,5% secara year on year (yoy) diikuti dengan kenaikan laba bersih sebesar 253,4% dari yang sebelumnya sebesar Rp 534 miliar di tahun 2023.