/Lippo Cikarang (LPCK) Gelar RUPST, Rombak Jajaran Komisaris dan Direksi
Dok. Lippo Cikarang
Dok. Lippo Cikarang

Lippo Cikarang (LPCK) Gelar RUPST, Rombak Jajaran Komisaris dan Direksi

PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu, (21/5/2025) di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta.

Dalam rapat tersebut, para pemegang saham menyetujui dan mengesahkan laporan tahunan perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024.

Laporan tersebut mencakup kinerja keuangan LPCK yang membukukan pendapatan sebesar Rp 1,94 triliun dan EBITDA sebesar Rp 319 miliar.

Selain pengesahan laporan tahunan, rapat juga juga menyetujui perubahan jajaran direksi dan komisaris perusahaan.

Dalam perombakan ini, para pemegang saham menyetujui pengunduran diri Anand Kumar sebagai Komisaris dan Gita Irmasari sebagai Presiden Direktur.

Kemudian sebagai penggantinya, pemegang saham LPCK menunjuk Marlo Budiman sebagai Presiden Direktur menggantikan posisi yang sebelumnya dijabat oleh Gita Irmasari.

Dengan adanya perombakan tersebut, maka berikut susunan keanggotaan Dewan Komisaris dan Direksi PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) yang terbaru :

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris (Independen) : Didik Junaedi Rachbini

Komisaris Independen : Hadi Cahyadi

Komisaris : Charles Rigoux

Komisaris : George Raymond Zage III

Dewan Direksi

Presiden Direktur : Marlo Budiman

Direktur : Marshal Martinus Tissadharma

Direktur : Indryanarum

Manajemen LPCK menyambut kehadiran jajaran baru tersebut dengan optimisme tinggi dan berharap kolaborasi yang kuat dari jajaran struktural baru ini dapat membawa nilai tambah signifikan bagi pengembangan bisnis ke depan, khususnya di sektor properti yang terus menunjukkan potensi besar.

Sebagai informasi tambahan, LPCK membukukan pra-penjualan (marketing sales) sebesar Rp 323 miliar sepanjang kuartal I 2025 atau setara dengan 19,6% dari target tahunan yang mencapai sebesar Rp 1,65 triliun.

Capaian ini ditopang permintaan proyek hunian yang menyumbang konstribusi sebesar 67% dari total pra-penjualan.

Sedangkan proyek komersial, termasuk ruko dan lahan di area bisnis menyumbang kontribusi sebesar 33%.