Sepanjang Semester I 2022, PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebagai salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konstruksi dengan kode saham ADHI ini telah menerima realisasi pembayaran sebesar Rp 2,8 triliun untuk pekerjaan dua proyek besar yakni proyek Lintas Raya Terpadu (LRT) Jabodebek Fase 1 dan proyek Jalan Tol Sigli-Banda Aceh.
Realisasi pembayaran untuk proyek LRT Jabodetabek Fase 1, Perseroan menerima dana sebesar Rp1,6 triliun (termasuk PPN) dari Pemerintah melalui PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Sementara untuk proyek Jalan Tol Sigli-Banda Aceh, Realisasi pembayaran yang diterima perseroan adalah sebesar Rp1,2 triliun dari PT Hutama Karya (Persero).
Corporate Secretary Adhi Karya Farid Budiyanto menyebut pembayaran kedua proyek besar tersebut diharapkan dapat meningkatkan likuiditas Adhi Karya guna mendukung percepatan penyelesaian proyek-proyek perseroan, khususnya Proyek Strategis Nasional (PSN).
Dari kedua proyek besar tersebut, salah satu diantaranya yakni Proyek Pembangunan LRT Jabodebek diharapkan menjadi salah satu alternatif pengurai kemacetan di Ibu Kota Jakarta dengan kota penyangganya. Kemudian proyek lainnya yang kedua yakni proyek pembangunan Jalan Tol Sigli – Banda Aceh diharapkan dapat menjalin konektivitas di Pulau Sumatera Wilayah Utara.
Kedua proyek ini diharapkan dapat meningkatkan mobilitas orang, barang dan jasa, serta kehidupan perekonomian agar tercipta efisiensi ekonomi.
Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), ADHI diketahui telah mencetak pendapatan (revenue) sebesar Rp 6,3 triliun pada Semester I 2022. Angka tersebut naik sebesar 42,3 persen dibandingkan pendapatan di periode yang sama tahun 2021 yakni sebesar Rp 4,4 triliun.
Selama Semester I 2022, ADHI juga mencetak laba kotor (sebelum pajak) sebesar Rp 699,3 miliar dan laba bersih sebesar Rp10,2 miliar atau meningkat 23,5 persen dibandingkan laba bersih di periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp8,3 miliar.
Adanya peningkatan jumlah laba bersih ini menggambarkan kondisi perseroan yang tetap tumbuh di tengah kondisi recovery covid-19 dan dampak kenaikan harga bahan baku
Sebagai informasi, Total aset ADHI pada semester I 2022 tercatat mencapai Rp 39,2 triliun dengan Liabilitas Perseroan mencapai Rp 33,2 triliun atau turun dibandingkan akhir tahun 2021 yang mencapai R p34,2 triliun.
Adapun ekuitas ADHI yang naik 7,2 persen dari Rp5,7 triliun pada akhir tahun lalu menjadi Rp6,1 triliun pada semester I 2022. Kenaikan ekuitas ini salah satunya berasal dari IPO anak usaha ADHI, yaitu PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) pada Februari 2022.
Penurunan liabilitas dan kenaikan ekuitas pada semester I 2022 ini mengindikasikan Adhi Karya tengah berupaya untuk terus melakukan penguatan struktur permodalan dan mengendalikan rasio likuiditas.