PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut), salah satu perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa perbankan ini resmi merombak jajaran direksi dan komisaris perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada Senin, 6 Maret 2023.
Mengutip informasi dari Infobank, terdapat tiga nama pengurus yang diberhentikan dari jabatannya dalam rapat tersebut yaitu Brata Kesuma sebagai Komisaris Utama Independen, Syahruddin Siregar sebagai Komisaris Non Independen dan Irwan sebagai Direktur Bisnis dan Syariah.
Tak hanya memberhentikan tiga nama pengurus, Bank Sumut juga mengusulkan calon tunggal Babay Parid Wazdi sebagai direktur utama menggantikan Rahmat Fadilah Pohan yang menjabat sebelumnya dan diberhentikan pada awal tahun ini.
Pengusulan nama Babay Parid Wazdi yang merupakan mantan direksi Bank DKI ini telah disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melalui tahap fit and proper test.
Babay diketahui telah menjabat sebagai Direktur Bank DKI sejak 30 Oktober 2018 dan mengakhiri masa jabatannya pada tahun 2022.
Sebelum menjadi direktur di Bank DKI, Pria dengan gelar Master Business Management dari International University of Japan tahun 2011 tersebut pernah menjabat berbagai posisi strategis di Bank Mandiri dan Bank BJB dengan segudang pengalaman dan prestasi.
Posisi yang pernah dijabatnya yaitu Transactional Banking Sales Manager Kanwil IV Jakarta Thamrin Bank Mandiri (dari tahun 2015 – 2017), dan Kepala Divisi International & Transaction Banking Bank BJB (dari tahun 2017-2018).
Melihat kinerja laporan keuangan Tahun Buku 2022 (Audited), Bank Sumut mencatatkan perolehan laba mencapai Rp701 miliar atau meningkat sebesar 14,22% secara (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 lalu yang hanya sebesar Rp614 miliar. Adapun total aset yang tercatat sebesar Rp40,6 triliun atau meningkat sebesar 6,8% dari sebelumnya yang hanya sebesarnya Rp38,01 triliun.
Kemudian untuk Dana Pihak Ketiga (DPK), Bank Sumut berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) pada tahun 2022 sebesar Rp31,9 triliun dengan komposisi dana ritel mencapai 53% dan penyaluran kredit sebesar Rp 27,8 triliun.
