Pemerintah dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto akan menggarap proyek pengelolaan sampah berbasis energi (waste to energy).
Hal ini menunjukkan komitmen Pemerintah untuk menuntaskan persoalan sampah nasional sebelum tahun 2029, sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.
Kepala Badan Pengelola Investasi PT Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Rosan Roeslani, menyatakan Danantara siap turut terlibat mempercepat penanganan persoalan sampah di Indonesia dengan berencana berinvestasi dalam proyek tersebut.
Namun sebelumnya, Rosan mengungkapkan pihaknya akan terlebih dahulu memperhitungkan sisi keuntungan yang diperoleh dari proyek pengelolaan sampah menjadi energi.
Dalam proyek ini, Danantara diketahui tidak akan bergerak sendiri.Rosan menyebut pihaknya juga akan mengajak dunia swasta untuk ikut berinvestasi bersama Danantara dalam proyek pengelolaan sampah tersebut.
Sebagai informasi, jumlah timbulan sampah secara nasional pada tahun 2024 menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) mencapai 9.738,65 ton per hari.
Dengan demikian, maka jika diakumulasikan seluruh wilayah Indonesia tercatat bisa menghasilkan timbulan sampah hingga 34,21 juta ton pada tahun 2024.
Oleh karena itu, Presiden Prabowo memberikan instruksi untuk mempercepat penanganan masalah sampah di Indonesia dengan target penyelesaian masalah sampah pada tahun 2029 mendatang.
Hal ini sebagaimana tercantum dalam target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2029.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq menyebut pihaknya telah menyusun berbagai strategi melalui sejumlah pendekatan.
Salah satunya melalui pendekatan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS-3R), Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), waste to energy, hingga Refuse Derived Fuel (RDF).