Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir berencana akan mendorong PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) yang merupakan subholding PT Pertamina (Persero) untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) alias initial public offering (IPO) pada tahun ini tepatnya bulan November atau Desember 2022 mendatang.
Aksi korporasi ini menjadi bagian dari reformasi BUMN dengan dana yang kini nilainya mencapai 606 miliar dolar AS. Adapun Valuasi PGE yang bergerak di bidang pemanfaatan energi panas bumi diperkirakan mencapai USD2,2 miliar atau setara Rp32 triliun.
Menurut Erick Thohir, penawaran umum saham perdana tersebut nantinya akan memberikan peningkatan modal dan kemitraan strategis bagi perusahaan. Apalagi, ini merupakan pertama kalinya salah satu subholding (anak usaha) Pertamina akan go public.
Erick menilai BUMN memiliki kontribusi besar bagi perekonomian nasional yang dimana separuh pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia atau sebesar USD1,2 triliun berasal dari BUMN. Mulai dari sektor telekomunikasi, minyak, hingga semen.
Oleh karena itu, Erick terus mendorong kontribusi BUMN dengan melakukan transformasi secara menyeluruh agar BUMN menjadi lebih efisien dan profesional.
Hal ini juga menjadi alasan yang mendasari Erick untuk merampingkan jumlah BUMN yang mulanya sebanyak menjadi 108 BUMN menjadi 41 BUMN serta mengerucutkan klasterisasi menjadi hanya 12 klaster dari sebelumnya yang sebanyak 27 klaster.
Erick berharap transformasi tersebut dapat menjadi salah satu upaya untuk mendorong lebih banyak BUMN berkiprah di kancah internasional dan masuk dalam daftar 100 perusahaan besar dunia.
Pasalnya saat ini, hanya Pertamina sebagai satu-satunya BUMN yang masuk dalam jajaran 500 perusahaan terbesar dunia versi Fortune.
Kementerian BUMN juga terus mendorong 14 BUMN untuk IPO yang dimana salah satunya yakni PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) telah lebih dulu melantai dengan nilai keseluruhan IPO mencapai 1,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 18,79 triliun pada November 2021 lalu.
Setelah PGE, Erick menyebut IPO nantinya juga akan dilakukan pada anak usaha PT Pertamina lainnya yakni Pertamina Hulu dan Pertamina International Shipping.