Emiten produsen tolak angin, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) telah mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 150 miliar-Rp 175 miliar untuk tahun 2025.
Sebagian besar capex ini nantinya akan digunakan untuk pemeliharaan sarana produksi serta pengembangan teknologi atau digitalisasi untuk mendukung operasional maupun pemasaran.
Selain mengalokasikan capex, SIDO di tahun depan juga menargetkan pertumbuhan kinerja low double digit minimal 10% baik pada pendapatan maupun laba bersih.
Direktur Utama Sido Muncul, David Hidayat optimis target ini akan dicapai melalui perluasan pasar domestik dan ekspor.
Untuk mendukung realisasi target tersebut, SIDO akan memperluas distribusi sekaligus menghadirkan produk minuman dan suplemen berbasis herbal yang dirancang untuk generasi Z dan milenial mengingat generasi tersebut saat ini masih membuka peluang besar untuk produknya.
Selain memperluas distribusi di dalam negeri, ekspansi internasional juga akan terus diperluas. Dimana saat ini, SIDO sendiri telah memasarkan produknya ke negara-negara Semenanjung Arab, Economic Community of West African States (ECOWAS) dan kawasan Indochina.
Sebagai informasi, SIDO saat ini menjadi pemimpin pasar untuk herbal market. Emiten produsen Tolak Angin ini menorehkan kinerja moncer hingga Kuartal III/2024.
Melansir laporan keuangan per 30 September 2024, SIDO membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 778,11 miliar. Laba tersebut tumbuh sebesar 32,65% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari yang sebelumnya hanya Rp 586,57 miliar.
Lonjakan laba bersih SIDO salah satunya ditopang oleh kenaikan penjualan sebesar 11,24% YoY menjadi Rp 2,62 triliun hingga kuartal III/2024, dari yang sebelumnya hanya sebesar Rp 2,36 triliun pada periode yang sama di tahun 2023.