PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menyampaikan terdapat potensi kontribusi perseroan terhadap pendapatan negara yang mencapai Rp 15,85 triliun di tahun 2025. Hal itu terjadi menyusul adanya penyertaan modal negara (PMN) kepada perseroan tersebut senlai Rp 2,98 triliun melalui skema right issue.
Menurut Haru Koesmahargyo, Direktur Utama BTN, potensi angka tersebut terhitung berasal dari kontribusi dividen dan pajak.
“Untuk dividen kami asumsikan, apabila sama dengan tahun lalu yang mana BTN memberikan dividen payout ratio sebesar 20%, tentu dalam waktu 3 tahun hingga 2025 jumlah dividen yang dibayarkan akan meningkat secara akumulatif dari sebelumnya Rp 875 miliar menjadi Rp 3,5 triliun,” tuturnya dalam RDP dengan Komisi VI, dikutip Jumat (1/7).
Awalnya perseroan memproyeksikan kontribusi dividen terhadap penerimaan negara yakni sebesar Rp 525 miliar pada 2025. Akan tetapi dengan skema PMN, dividen yang akan diterima pemerintah Indonesia akan naik mencapai Rp 2,1 triliun.
Sementara itu, dividen yang dibagikan kepada publik juga akan melejit menjadi Rp 1,4 triliun dari semula angka proyeksi Rp 350 miliar. Dampak perubahan ini membuat total dividen yang akan dibagikan usai dapat suntikan PMN menjadi Rp 3,5 triliun, naik mencapai 301 % dari nilai sebelumnya tanpa PMN Rp 875 miliar.
“Pajaknya pun demikian. Kontribusi pajak dari semula secara akumulasi tiga tahun sampai dengan 2025 sebesar Rp 9,8 triliun, menjadi Rp 213,7 triliun,” ungkapnya.