PT Waskita Karya (Persero) Tbk, salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konstruksi dengan kode saham WSKT ini berhasil meraih kontrak baru berupa proyek sistem pengairan di Indramayu, Jawa Barat senilai Rp270 miliar.
Proyek sistem pengairan yang digarap WSKT ini bertujuan untuk peningkatan modernisasi irigasi rentang di Jawa Barat, tepatnya di Cimanuk, Cisanggarung dan Kabupaten Indramayu guna mendukung peningkatan pertanian di Jawa Barat.
SVP Corporate Secretary Waskita Karya Novianto Ari Nugroho mengungkapkan bahwa proyek ini rencananya akan dibangun selama 1.095 hari dan ditargetkan selesai pada tahun 2025 mendatang.
Dalam proyek ini, WSKT memiliki porsi pengerjaan sebesar 60 persen dan sebesar 40 persen lainnya dikerjakan oleh PT. Basuki Rahmanta Putra (BRP).
Ini bukan kali pertama WSKT menggarap proyek sistem pengairan, Waskita sebelumnya juga mengerjakan Paket Proyek Modernisasi Jaringan Irigasi Rentang LMS-03 yang bertujuan mendukung sistem pengairan secara modern dan juga peningkatan debit air di beberapa titik lahan pertanian yang berada di wilayah Kabupaten Indramayu, di antaranya Pasir Angin, Tipar, Ciluncat dan Mecat.
Lingkup pekerjaan Waskita dalam proyek tersebut antara lain yaitu Pekerjaan Umum, Irrigation Canal Works, Drainage Canal Works, Total for Daywork dan Specified Provisional Sum.
Pembangunan proyek tersebut ditandai dengan penandatangan kontrak kerja Rentang Irrigation Modernization Project (RIMP) LOS-01, yang dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi dan Rawa III SNVT PJPA 1 Cimanuk Cisanggarung Andi Wildaniah dan Senior Vice President Infrastructure I Division, I Nyoman Agus Pastima.
Perolehan kontrak baru dari proyek ini akan menambah capaian kontrak baru WSKT secara keseluruhan di tahun 2022. Tercatat hingga Oktober 2022 lalu, WSKT berhasil meningkatkan kontrak baru dengan total Rp13,38 triliun.
Perolehan kontrak baru ini meningkat sebesar 10,64 persen secara YoY(year on year) dibandingkan dengan periode yang sama atau pada tahun 2021 sebesar Rp12,09 triliun.
Penambahan NKB ini mayoritas berasal dari proyek Pemerintah sebesar 68,19 persen. Kemudian diikuti dengan proyek Swasta sebesar 10,22 persen, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebesar 9,57 persen dan Pengembangan Bisnis Anak usaha Perseroan sebesar 12,03 persen.
Novianto menjelaskan beberapa proyek dengan kontribusi terbesar sampai dengan Oktober 2022 adalah Proyek Gedung Sekretariat Presiden dan bangunan pendukung pada kawasan Istana Kepresidenan Ibu Kota Negara (IKN) dengan total nilai kontrak mencapai Rp1,35 Triliun dan pembangunan jaringan SPAM Regional Umbulan Provinsi Jawa Timur senilai Rp115 miliar.