Emiten BUMN Konstruksi, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) tercatat telah membukukan nilai kontrak sebesar Rp 6,8 triliun per Oktober 2024.
Direktur Business Strategic, Portfolio & Human Capital Rudi Purnomo mengungkapkan bahwa perolehan nilai kontrak baru tersebut lebih kecil jika dibandingkan raihan pada periode sama tahun lalu yang mencapai sebesar Rp 13,1 triliun.
Adapun jika dilihat berdasarkan pemberi kerja, mayoritas perolehan kontrak baru ini berasal dari pemerintah dan BUMN dengan kontribusi sebesar 89,5%. Sedangkan sisanya sebesar 10,5% berasal dari pengembangan bisnis (business development).
Kemudian jika dilihat berdasarkan tipe pekerjaannya, perolehan kontrak baru ini sebagian besar datang dari pekerjaan konektivitas dengan kontribusi mencapai 77,4%. Kemudian diikuti dengan pekerjaan gedung dengan kontribusi sebesar 16,9% dan pekerjaan sumber daya air (SDA) dengan kontribusi sebesar 5,4%.
Rudi menyebut pihaknya optimis dapat mencapai target nilai kontrak baru sebesar Rp 14,5 triliun di tahun ini. Dimana sisa dari raihan tersebut diharapkan bisa dilengkapi oleh WSKT melalui beberapa kontak jumbo yang akan dikantongi di sisa tahun ini.
Selain melaporkan perolehan nilai kontrak baru, WSKT juga melaporkan kinerja keuangan perusahaan.
Melansir laporan keuangan, WSKT mencatatkan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan alias rugi bersih sebesar Rp 3 triliun hingga kuartal III/2024. Angka ini naik sebesar 5,93% dari rugi bersih di kuartal III/2023 yang sebesar Rp 2,83 triliun.
Kenaikan rugi bersih ini ditopang oleh pendapatan usaha WSKT yang sebesar Rp 6,78 triliun di periode Januari-September 2024. Realisasi itu turun 13,22% secara tahunan alias year on year (YoY) dari Rp 7,81 triliun di periode sama tahun lalu.