Emiten BUMN Konstruksi, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) dikabarkan telah mengantongi 90 proyek berjalan dengan total nilai kontrak mencapai Rp52,7 triliun.
Direktur Pengembangan Bisnis Waskita Karya Rudi Purnomo menyampaikan bahwa portofolio proyek tersebut berperan penting dalam proyek strategis nasional dan pembangunan infrastruktur lainnya.
Adapun 90 proyek berjalan tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan rincian yakni 41 proyek di Pulau Jawa dan Bali, 28 proyek di Pulau Sumatera, 12 proyek di Pulau Kalimantan, 5 proyek di Nusa Tenggara, 3 proyek di Kalimantan dan 1 proyek Pulau Papua.
Selain itu, Rudi juga melaporkan konstribusi Waskita pada segmen pembangunan infrastruktur mencapai sebesar 60%, sumber daya air sebesar 17%, pembangunan gedung sebesar 13%, serta segmen engineering-procurement-construction (EPC) bersama anak usaha sebesar 10%.
Dalam hal kinerja, Waskita Karya tercatat membukukan rugi yang diatribusikan kepada pemilik perusahaan sebesar Rp2,83 triliun pada kuartal III/2023. Capaian ini berbalik dari laba yang diraih perseroan pada kuartal III/2022 yakni Rp425,29 juta.
Meskipun begitu, Waskita tercatat meraih pendapatan sebesar Rp7,81 triliun atau turun sebesar 24,14% secara tahunan (YoY) dari posisi sebelumnya yang tercatat hanya sebesar Rp10,3 triliun.
Rinciannya, pendapatan dari segmen konstruksi melemah sebesar 29,68% secara tahunan (YoY) menjadi Rp6,31 triliun. Sedangkan pendapatan dari bunga jasa konstruksi turun sebesar 3,7% secara tahunan (YoY) menjadi Rp45,36 miliar.
Selain itu, penjualan precast tumbuh sebesar 21,95% secara tahunan (YoY) menjadi Rp372,69 miliar. Pertumbuhan ini diikuti dengan kenaikan pendapatan jalan tol yang mencapai Rp830,77 miliar atau naik sebesar 23,51% secara tahunan dan pendapatan properti yang melemah sebesar 24,88% secara tahunan (YoY) ke Rp134,01 miliar.
Seiring dengan hal tersebut, beban pokok pendapatan yang diperoleh mencapai Rp7,04 triliun atau menurun 24,40% secara tahunan. Hal ini diakibatkan mayoritas beban pokok yang berasal dari jasa konstruksi mengalami penurunan.
Melalui perolehan pendapatan dan beban tersebut, Waskita Karya mengakumulasikan laba kotor sebesar Rp773,93 miliar atau terkoreksi sebesar 21,68% dari torehan tahun sebelumnya.