PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) atau Wika Beton menargetkan perolehan nilai kontrak baru di atas Rp7 triliun pada tahun 2024 mendatang.
Hingga akhir Oktober 2023, WTON mengantongi omzet kontrak baru sebesar Rp5,65 triliun, atau naik sebesar 4,44% dibandingkan capaian di periode yang sama pada tahun 2022 yakni senilai Rp5,41 triliun.
Direktur Pemasaran & Pengembangan Wika Beton Rija Judaswara menjelaskan bahwa WTON membidik beberapa proyek konstruksi infrastruktur yang tersebar di Sumatera Utara sampai Aceh, bahkan Papua pada tahun 2024.
Tak hanya itu, WTON juga membidik konstruksi proyek tol di Jawa dan pembangunan pabrik – pabrik di Karawang.
Adapun proyek besar yang menyumbang perolehan kontrak baru WTON didominasi oleh proyek di sektor infrastruktur sebesar 67,38%. Kemudian disusul oleh proyek di sektor industri yang berkontribusi sebesar 10,98%, proyek di sektor properti dengan kontribusi sebesar 10,15%, proyek di sektor kelistrikan dengan kontribusi sebesar 8,07%, dan lainnya berasal dari sektor energi dan tambang yang masing-masing menyumbang sebesar 2,98% dan 0,53%.
Perolehan kontrak baru WTON terbagi dalam beberapa kategori pelanggan dengan porsi terbesar berasal dari Swasta dengan kontribusi sebesar 76,66%, BUMN sebesar 14,12%, WIKA selaku induk usaha WTON sebesar 5,04%, afiliasi WIKA sebesar 3,20%, dan Pemerintah sebesar 0,98%.
Para pelanggan tersebut di antaranya adalah PT Girder Indonesia, PT PLN (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Kumagai Gumi Co., LTD, PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk, PT Mitra Murni Perkasa, PT Hutama Karya (Persero), PT Brantas Abipraya (Persero), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, Shimizu Corporation, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, hingga Obayashi Corporation.
Direktur Utama Wika Beton Kuntjara menilai prospek sektor infrastruktur masih cerah pada tahun 2024 meski merupakan tahun politik. Sebab, WTON juga mengejar proyek-proyek besar yang belum diraih di tahun ini untuk bisa digarap pada tahun 2024.