PT Primadaya Plastisindo Tbk. (PDPP) yakni Emiten terafiliasi konglomerat Sugianto Kusuma atau Aguan ini mencatatkan kinerja positif di sepanjang semester I/2023.
Hal ini ditandai dengan adanya pertumbuhan laba bersih dan pendapatan di paruh pertama tahun ini.
Emiten terafiliasi konglomerat Sugianto Kusuma atau Aguan, PT Primadaya Plastisindo Tbk. (PDPP) mencatatkan kinerja positif di sepanjang semester I/2023 dengan mencatatkan kenaikan laba bersih dan pendapatan.
Berdasarkan laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih PDPP tumbuh sebesar 43,96 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp15,03 miliar di sepanjang semester I/2023 dibandingkan capaian di periode sama pada tahun sebelumnya yang tercatat hanya sebesar Rp10,44 miliar.
Kenaikan laba ini didorong oleh meningkatnya pendapatan bersih sebesar 22,19 persen secara yoy menjadi Rp213,85 miliar dibandingkan capaian di enam bulan pertama pada tahun 2022 lalu yang tercatat hanya sebesar Rp175,01 miliar.
Sekilas informasi, segmen usaha perseroan bergerak di bidang industri plastik untuk pengemasan, kertas, tisu, dan barang plastik lainnya.
Berdasarkan geografis, pendapatan perseroan ditopang dari pendapatan di wilayah Sukabumi yang berkontribusi sebesar Rp91,66 miliar, pendapatan di wilayah Tangerang sebesar Rp73,07 miliar, pendapatan di wilayah Lampung sebesar Rp23,99 miliar, pendapatan di wilayah Binjai sebesar Rp11,62 miliar, dan pendapatan di wilayah Cileungsi Rp13,50 miliar.
Seiring naiknya pendapatan, beban pokok perseroan tercatat ikut terkerek sebesar 24,13 persen secara yoy menjadi Rp178,43 miliar dibandingkan periode tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp143,75 miliar.
Alhasil, laba kotor PDPP naik sebesar 13,3 persen menjadi Rp35,42 miliar dibandingkan tahun sebelumnya Rp31,26 miliar.
Berdasarkan neraca, total aset PDPP tumbuh menjadi Rp489,02 miliar hingga 31 Juni 2023 dibandingkan capaiannya di Desember 2022 yang hanya sebesar Rp453,70 miliar.
Liabilitas perseroan naik menjadi Rp122,75 miliar dibandingkan akhir tahun 2022 yang hanya sebesar Rp95,98 miliar.
Adapun kenaikan tersebut diikuti dengan kenaikan ekuitas menjadi Rp366,27 miliar dibandingkan Desember 2022 yang hanya sebesar Rp357,72 miliar.