PT Barito Pacific Tbk, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri petrokimia dan energi dengan kode saham BRPT ini berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih mencapai US$23,28 juta atau sekitar Rp349,74 miliar (asumsi kurs Rp15.018/dolar AS) di sepanjang kuartal I/2023.
Capaian tersebut naik sebesar 149,01 persen secara tahunan (year-on-year) dibandingkan dengan capaian laba bersih di periode yang sama pada tahun sebelumnya (kuartal l/2022) yang tercatat sebesar US$9,35 juta.
Meski laba bersih tumbuh, rupanya di saat yang bersamaan pendapatan perseroan justru merosot atau turun sebesar 20 persen secara tahunan (year-on-year) menjadi US$650,73 juta dibandingkan capaian pendapatan di kuartal l/2022 lalu yang tercatat mencapai sebesar US$813,44 juta.
Merosotnya pendapatan tersebut dikarenakan oleh adanya penurunan ekspor petrokimia sebesar 3,91 persen secara tahunan (yoy) menjadi US$123,22 juta serta penurunan penjualan domestik petrokimia sebesar 32,57 persen menjadi US$369,62 juta.
Berdasarkan segmen, pendapatan yang diraih BRPT ini ditopang oleh penjualan petrokimia senilai US$492,84 juta, energi dan sumber daya senilai US$154,43 juta, properti senilai US$2,19 juta, dan pendapatan lainnya senilai US$2,54 juta. Pendapatan tersebut dikurangi biaya eliminasi US$1,29 juta.
Seiring dengan menurunnya pendapatan, beban pokok dan beban langsung perseroan juga ikut terpangkas sebesar 26,90 persen secara tahunan (yoy) menjadi US$498,49 juta dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang tercatat hanya sebesar US$681,97 juta.
Menurunnya beban pokok dan beban langsung ini disebabkan oleh adanya penurunan biaya bahan baku BRPT yang turun sebesar 29,04 persen secara tahunan (yoy) menjadi US$388,35 juta dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar US$547,29 juta.
Selain laba bersih dan pendapatan, Emiten milik taipan Prajogo Pangestu ini juga mencatatkan pertumbuhan laba kotor sebesar 15,79 persen secara yoy menjadi US$152,24 juta dibandingkan capaian laba kotor kuartal l/2022 lalu yang tercatat hanya sebesar US$131,47 juta.
Adapun untuk total aset BRPT di sepanjang bulan pertama tahun 2023 ini juga menunjukkan adanya pertumbuhan hingga mencapai US$9,43 dibandingkan capaian total aset di akhir Desember 2022 lalu yang tercatat sebesar US$9,24 miliar.
Pertumbuhan ini diikuti dengan pertumbuhan liabilitas yang naik hingga mencapai US$5,60 miliar dibandingkan liabilitas di akhir 2022 lalu yang hanya sebesar US$5,52 miliar dan pertumbuhan ekuitas yang naik menjadi US$3,82 miliar dibandingkan ekuitas pada Desember 2022 lalu yang hanya sebesar US$3,72 miliar.
Sebagai informasi, PT Barito Pacific Tbk adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri petrokimia dan energi.
Didirikan sejak tahun 1979 dan beroperasi tahun 1983, perusahaan yang mulanya bernama PT Bumi Raya Pura Mas Kalimantan ini didirikan oleh orang terkaya di Indonesia, Prajogo Pangestu.
Perusahaan ini tercatat pernah menjadi salah satu perusahaan industri perkayuan terbesar di Indonesia. Bahkan menjadi salah satu pelopor pengelolaan Hutan Tanaman Industri (HTI) dengan menerapkan pengelolaan hutan yang ramah lingkungan.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Barito Pacific Tbk resmi mencatatkan sahamnya dengan kode BRPT di papan utama Bursa Efek Indonesia pada 1 Oktober 1993.