PT Wijaya Karya Beton Tbk (Wika Beton), salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri beton pracetak dengan kode saham WTON ini telah memperlihatkan performa kinerja keuangan yang baik sepanjang tahun 2022 lalu.
Hal ini ditandai dengan pertumbuhan laba bersih cukup pesat yang tercatat mencapai Rp171,06 miliar atau naik sebesar 110% dari pencapaian laba bersih tahun 2021 lalu yang hanya sebesar Rp81,43 miliar.
Meski di tengah tren lesunya sektor konstruksi, WTON rupanya juga mampu mengangkat kinerja kontrak baru hingga mendekati kondisi jumlah kontrak baru sebelum pandemi Covid-19, dengan mencatatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 7 triliun pada tahun 2022 atau meningkat sebesar 34,45% dari capaian kontrak baru di tahun 2021 lalu.
Selain mencatatkan kinerja kontrak baru dan laba bersih yang cukup baik, Sekretaris Perusahaan Wika Beton (WTON) Dedi Indra menyebut pihaknya juga membukukan pertumbuhan pendapatan usaha mencapai Rp6 triliun pada tahun 2022 atau naik sebesar 34,64% dari pendapatan usaha di tahun 2021 lalu yang hanya sebesar Rp 4,46 triliun.
Realisasi pendapatan yang diraih WTON tahun lalu ini diketahui masih didominasi oleh segmen beton, baik beton pracetak maupun beton segar (readymix) dengan kontribusi sebesar 92,71%. Kemudiaan diikuti segmen jasa dengan kontribusi sebesar 6,96% dan segmen quarry sebesar 0,33%.
Terlepas dari pencapaian kinerja positif di tahun 2022 lalu tersebut, WTON saat ini masih akan terus gencar memburu proyek baru guna mendorong peningkatan nilai kontrak baru pada tahun 2023.
Adapun yang diberitakan sebelumnya, WTON menargetkan perolehan Nilai Kontrak Baru (NKB) mencapai Rp8,6 triliun pada tahun 2023.
Tercatat sampai Februari 2023, WTON berhasil meraih kontrak baru sebesar Rp 1,05 triliun atau naik sebesar 2,56% secara tahunan. Perolehan kontrak baru tersebut mayoritas berasal dari sektor infrastruktur sebesar 66,95%. Kemudian diikuti sektor properti sebesar 10,57%, dan sisanya sektor energi, industri dan tambang yang masing-masing sebesar 16,49%, 5,04%, dan 0,95%.
Berdasarkan segmentasi kepemilikan, Perolehan kontrak baru tersebut didominasi oleh proyek dari Swasta sebesar 87,77%. Kemudian diikuti dengan proyek dari perusahaan induk PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sebesar 6,37%, dan proyek BUMN lainnya sebesar 5,86%.
Dedi mengungkapkan bahwa kinerja WTON hingga bulan Februari ini disokong oleh proyek – proyek jumbo yang diantaranya adalah proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD), elevated road & bridge Indah Kiat Karawang (IKK) power plant, gudang Blibli Marunda, Tomato Project – Tarakan Kaltara, Kereta Cepat Jakarta Bandung, GTN Data Center CIkarang, RS UPT Vertikal Surabaya, KHS PLN 2022, Proyek Reklamasi Dermaga PT Sjim Srengsem, Pembangunan Konstruksi Jalan Utama (Main Road) Tol Serang – Panimbang, dan lainnya.
Sebagai informasi, PT Wijaya Karya Beton Tbk merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) yang didirikan pada tahun 1997.
Perusahaan yang bergerak di bidang industri beton pracetak ini memiliki 10 pabrik produk beton, 6 wilayah penjualan dan 3 pabrik pengolahan material alam yang tersebar di seluruh Indonesia. Adapun produknya termasuk tiang beton prategang, tiang pancang beton prategang, saluran terbuka beton, bantalan kereta api beton, dan gelagar jembatan.