PT Sariguna Primatirta Tbk, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan kode saham CLEO ini berencana akan melanjutkan ekspansi bisnisnya dengan membangun 3 pabrik baru dan menambah jaringan distribusi di seluruh Indonesia pada tahun 2023 mendatang.
Melihat pasar air minum dalam kemasan di Indonesia yang masih terbuka lebar, Wakil Direktur Utama CLEO Melisa Patricia menyebut pihaknya optimis untuk melanjutkan langkah ekspansi dengan membangun pabrik baru dan memperbanyak jaringan distribusi yang tersebar di seluruh Tanah Air.
Rencana ekspansi ini juga menjadi bagian dari salah satu strategi CLEO untuk mengurangi biaya distribusi yang mahal serta membuka cabang jaringan distribusi baru di beberapa lokasi untuk mendekatkan perseroan dengan konsumen.
Guna memuluskan rencana tersebut, CLEO telah menganggarkan belanja modal Rp220 miliar pada tahun ini untuk mengembangkan jaringan distribusi khususnya di luar Jawa, seperti di Sumatra dan Kalimantan.
Tak hanya itu, anggaran belanja modal tersebut juga digunakan untuk memperluas lima pabrik dan membangun tiga pabrik baru. Adapun lima proyek perluasan pabrik tersebut, CLEO telah menyelesaikan perluasan pabrik di Banjarmasin, Citeureup, dan Bojonegoro.
Sebagai informasi, PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi air minuman di bawah merek Cleo Pure Water. Perusahaan yang dikenal dengan nama bisnis “Tanobel” ini telah menghasilkan produk-produk dengan kualitas yang terbaik. Adapun produk utamanya seperti Cleo Classic, Cleo Sport, Cleo Ecoshape dan Cleo Oxygenated, serta lainnya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Sariguna Primatirta Tbk merupakan emiten ke – 5 yang mencatatkan sahamnya pada tahun 2017 lalu dengan kode saham CLEO.
Emiten berkode saham CLEO ini telah menunjukkan kinerja kuangan yang positif pada kuartal III/2022. Perseroan tercatat telah membukukan kenaikan penjualan dan laba di tengah kenaikan harga bahan baku.
Hal itu terlihat dari penjualan CLEO yang tercatat naik sebesar 26,35 persen secara year on year (yoy), dari Rp802,94 miliar pada sembilan bulan pertama 2021 menjadi Rp1,01 triliun per September 2022.
Kenaikan penjualan ini ditopang oleh kenaikan penjualan minuman botol yang tumbuh sebesar 55,28 persen secara yoy dari yang sebelumnya Rp320,65 miliar menjadi Rp497,95 miliar. Kenaikan ini juga diikuti dengan penjualan minuman bukan botol yang juga mengalami kenaikan sebesar 8,14 persen yoy dari Rp463,38 miliar menjadi Rp501,11 miliar.
Seiring dengan naiknya penjualan, beban pokok penjualan produsen air minum merek Cleo ini naik 35,84 persen yoy menjadi Rp621,04 miliar, dari sebelumnya Rp457,17 miliar. Kenaikan terutama disumbang oleh naiknya beban bahan baku yang digunakan dari Rp247,48 miliar menjadi Rp340,20 miliar atau naik 37,46 persen yoy.
Meski demikian, CLEO tetap mampu membukukan kenaikan laba tahun berjalan sebesar 10,50 persen yoy dari Rp136,59 miliar menjadi Rp150,94 miliar.