PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang holding, jasa konsultasi manajemen, dan pertambangan batubara melalui anak perusahaannya dengan kode saham CUAN ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan hingga mencapai Rp1,04 triliun di sepanjang semester I/2023.
Realisasi pendapatan tersebut meningkat sebesar 72,92 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat hanya sebesar Rp601,93 miliar.
Perolehan pendapatan tersebut didominasi oleh penjualan ekspor yang menyumbang sebesar Rp858,85 miliar dan penjualan pasar domestik yang menyumbang sebesar Rp182 miliar.
Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan, beban pokok pendapatan perusahaan juga meningkat menjadi Rp482,06 miliar. Angka tersebut melambung tinggi sebesar 111,58 persen dari capaian sebelumnya yang tercatat sebesar Rp227,84 miliar.
Beban tersebut disumbang oleh kenaikan biaya pengembangan dan pengangkutan, pengiriman, biaya profesional, donasi, perizinan dan lain-lain.
Selain beban pokok, beban penjualan juga ikut melambung menjadi Rp315,79 miliar dari sebelumnya sebesar Rp149,12 miliar. Beban umum dan administrasi sebesar Rp24,61 miliar dan beban pendapatan operasi lainnya sebesar Rp15,17 miliar.
Alhasil laba kotor tercatat naik 49,37 persen menjadi Rp558,79 miliar dibandingkan capaian laba kotor di semester I/2022 lalu yang tercatat sebesar Rp374,09 miliar.
Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp169,35 miliar atau naik tipis dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp147,97 miliar.
Sekilas informasi yang dilansir dari Bursa Efek Indonesia, PT Petrindo Jaya Kreasi merupakan perusahaan induk yang menjalankan kegiatan usaha aktivitas Perusahaan Holding (KBLI No. 64200) dengan cakupan kegiatan dari perusahaan holding (holding companies), yaitu perusahaan yang menguasai aset dari sekelompok perusahaan subsidiary dan kegiatan utamanya adalah kepemilikan kelompok tersebut.
Berdiri sejak tahun 2008, Petrindo mengoperasikan usaha pertambangan batu bara dan emas dengan dukungan berbagai anak perusahaan yang tersebar di Kalimantan dan Nusa Tenggara Barat.